Progres bayi tabung
adalah suatu prosedur yang dilaksanakan untuk menolong progres kehamilan bagi
pasangan yang memiliki gangguan kesuburan. Lazimnya prosedur ini dilaksanakan
jika gangguan kesuburan tak teratasi atau tak dikenal penyebabnya. Pada kondisi
normal, tiap-tiap siklus menstruasi, sel telor yang sudah matang akan lepas
dari indung telor (progres ovulasi) untuk dibuahi oleh air mani di saluran
indung telor (tuba falopii), lalu merekat pada dinding rahim. Atau jika tak
dibuahi, akan tetap berjalan ke rahim dan luruh bersama dinding rahim menjadi
darah menstruasi. Progres tabung adalah program kehamilan berbantu yang
dilaksanakan dengan menggabungkan sel telor dan air mani di luar tubuh. Setelah
penggabungan, sel telor yang sudah dibuahi (embrio) akan diletakkan kembali
pada rahim.
Peringatan Progres Tabung
Pasangan bisa melakukan prosedur bayi tabung jika kedua belah pihak sudah siap secara jasmani dan
mental, dikarenakan akan melewati banyak progres medis dan adakalanya tak
berhasil dalam sekali tindakan (siklus). Progres tabung bisa dikatakan berhasil
jika wanita tersebut hamil dan melahirkan bayi yang lahir normal. Rata-rata
dari semua wanita yang melakukan program bayi tabung, 29,4% berhasil hamil dan
22,4% berhasil melahirkan bayi secara hidup dari semua siklus.
Perlu diingat bahwa umur adalah salah satu elemen yang
meningkatkan keberhasilan program bayi
tabung. Dengan bertambahnya umur seorang wanita, kemungkinan keberhasilan
program bayi tabung juga kian menurun dan berisiko memunculkan kelainan
kromosom janin. Kecuali umur, berat badan wanita juga menjadi elemen yang
memengaruhi keberhasilan bayi tabung. Baik berat yang yang kurang atau berlebih
menurunkan keberhasilan bayi tabung. Unsur seperti penyebab infertilitas dan
gaya hidup (misalnya mengisap rokok) bisa memengaruhi kualitas sel telor,
sehingga memengaruhi keberhasilan program bayi tabung. Keberhasilan juga
meningkat seiring dengan banyaknya siklus yang dilaksanakan. Salah satu
penelitian mengatakan keberhasilan seorang wanita untuk untuk memiliki bayi
sesudah 3 siklus tindakan bayi tabung adalah 63,3%.
Prosedur Progres Tabung
Prosedur bayi tabung
memiliki 5 tahap, adalah induksi ovulasi, pengambilan telor, pengambilan air
mani, pembuahan, dan transfer embrio.
Induksi Ovulasi
Telur induksi ovulasi biasanya memerlukan waktu 1-2 pekan
sebelum telor bisa diambil. USG transvaginal dan percobaan darah juga akan
dilaksanakan untuk menentukan pertumbuhan sel telor, kadar estrogen, dan
progesteron. Dokter bisa menunda prosedur bayi
tabung jika ditemukan persoalan, seperti pertumbuhan sel telor rendah atau
justru terlalu tinggi atau ovulasi prematur, dan bisa mengulangi progres ini
kembali dengan mengganti dosis hormon yang dikasih.
Pengambilan Lazimnya
Prosedur ini biasanya dilaksanakan 34-36 jam sesudah
suntikan hormon terakhir dan sebelum ovulasi. Suntikan obat penenang dan obat
antinyeri akan dikasih untuk meredakan rasa sakit sebelum prosedur
dilaksanakan. Setelah, sel telor akan diambil dari rahim dengan panduan USG
transvaginal yang dimasukan melewati Miss V untuk menemukan sel telor. Setelah
itu, jarum kecil akan dimasukan untuk mengambil sel telor. Sekiranya tak
memungkinkan, dokter akan melakukan tindakan operasi kecil (laparoskopi) dengan
membikin sayatan sebesar lubang kunci di dinding perut, dan memasukan jarum
kecil dengan bantuan kamera sebagai penunjuk. Sekiranya sudah menempuh titik
yang pas, beberapa sel telor akan disedot melewati jarum tersebut selama kurang
lebih 20 menit. Lazimnya yang sudah matang akan disimpan di inkubasi yang
berisi cairan khusus untuk dibuahi air mani. Sperma, perlu diingat bahwa
progres pembuahan tak senantiasa berhasil dalam proses bayi tabung.
Pembuahan
Pembuahan pada bayi
tabung bisa dilaksanakan melewati 2 sistem, adalah inseminasi dengan
mencampur air mani dan sel telor yang sehat semalaman sampai menjadi embrio,
atau melewati intracytoplasmic sperm injection (ICSI), di mana 1 air mani sehat
akan disuntikkan ke dalam masing-masing sel telor. ICSI biasanya dilaksanakan
saat kualitas semen buruk atau progres pembuahan dengan sistem inseminasi gagal
dilaksanakan. Perlu diingat bahwa tak semua embrio bisa bertahan sesudah
progres pembuahan terjadi.
Transfer Embrio
Tahap terakhir ini biasanya dilaksanakan dalam 3-5 hari
sesudah progres pengambilan telor sampai pembuahan, di mana embrio sudah mulai
berkembang. Sperma sebelum embrio dipindahkan ke dalam rahim, dokter bisa
melakukan percobaan dengan mengambil sampel embrio untuk memeriksa adanya
kelainan kromosom atau jika terdapat penyakit menular tertentu. Pada bayi tabung Saat embrio sudah siap
dipindahkan, suntikan sedatif ringan akan dikasih ke calon ibu. Dokter kemudian
akan memasukkan kateter berisi beberapa embrio yang dilindungi cairan khusus
melewati Miss V menuju rahim. Saat sudah menempuh rahim, embrio akan
disuntikkan. Telur ini disuarakan berhasil jika embrio tersebut tertanam di
dinding rahim dalam waktu 6-10 hari sesudah transfer embrio.